Liburan ke Bangkok ini sebetulnya sudah direncanakan sejak awal tahun 2010. Dari rencana spontan dengan seorang teman sekelas di MMUI, yaitu travelling ke Phuket, bukan ke Bangkok. Setelah cari info sana- sini, itinerary-nya sempat di-broadcast melalui milis angkatan. Tetapi yang respon cuman beberapa orang saja, dengan banyak maunya. So, planning berubah, menjadi Bangkok. Tanggal pun ditentukan, seperti biasanya, karena banyak maunya, tanggal terus berubah. Semula, planning bulan Maret, waktu libur Long Weekend, menjadi 10 – 13 April 2010. Tiket pun diisued oleh Surya, teman sekelas di MMUI yang memang kerja di travel agent besar. Dari sekian banyak teman2 sekelas,jadinya malah cuman kita ber-4 yang berangkat. Total grup adalah 9 orang, terdiri dari aku, Bram dan istrinya, Surya dan istrinya, Ipam (teman seangkatan di kantorku), Ari dan adiknya yang berjumlah 2 orang. Mendekati hari keberangkatan, ternyata berita di tv, internet dan koran, menyatakan bahwa Bangkok sedang dalam situasi Emergency. Karena ada demo untuk pemilihan umum yang dipercepat. Kepanikan pun mulai melanda. Surya mencoba mengcancel tiket AirAsia kami dan menghubungi travel agent disana, dan aku menghubungi KBRI. Jawaban dari KBRI adalah MELARANG kami datang, dan jika kami nekad untuk datang, sebaiknya kami mengabarkan KBRI. Ternyata, tiket tidak bisa di-cancel. Apaboleh buat, dengan nekad kami berangkat ke Bangkok. Tanggal 10 April 2010, kami berkumpul di Bandara Int’ Soekarno Hatta. Aku datang terlambat, karena jam 11 siang menghadiri resepsi teman seangkatan di kantor. Schedule penerbangan AirAsia dengan nomor penerbangan adalah jam 16.15 WIB. Dengan waktu tempuh 3 jam-an dari Soekarno Hatta International Airport, Jakarta menuju Suvarnabhumi International Airport, Bangkok – Thailand.
Setiba di Suvarnabhumi jam 19.45, aku tercengang…… Airportnya gede buaaaaaanget dan modern.
Setelah proses diimigrasi, kami pun keluar dari bandara dan dijemput oleh Tour Guide kami, Pakmen. Ternyata tour guide nya bisa bahasa Indonesia. Kami dijemput dengan menggunakan mini bus dan dibawa ke hotel.
Aku tercengang untuk kedua kalinya, melihat kota Bangkok di malam hari. Kota Bangkok, maju sekali. Fly over sepanjang jalan dan bertingkat. Kemudian Bangkok juga punya Skytrain (monorail) dan MRT (subway). Setiba di Hotel Dynasty, tempat kami menginap sudah pukul 21.30 malam. Setelah check-in, karena kami belum sempat makan malam, kami memutuskan untuk jalan2 di sekitar hotel. Di sepanjang jalan, banyak terdapat pedagang kaki lima. Seperti biasa, karena grup banyakan para wanita, mereka sibuk sekali melihat dagangan yang dijual oleh pedagang kaki lima tersebut. Karena berada di luar negeri, tarif telepon tentunya mahal. Kami memutuskan untuk membeli prepaid nomor yang bisa aktif untuk Blackberry. Tapi kami kesulitan berkomunikasi dengan penjual di salah satu toko di pinggir jalan, karena mereka tidak bisa bahasa inggris. Dengan bahasa inggris kami yang juga berantakan, sama2 menggunakan bahasa monyet. hehehe…….. Ternyata tidak ada yg bisa simcard yg support blackberry (kurasa penjualnya yang ga ngerti, karena di thailand pasti ada persh telco yang support blackberry, aku lupa menanyakan ke tim Int’ roaming, persh telco mana yg support blackberry). Kami berjalan menelusuri trotoar, dan mampir ke 7 Eleven untuk membeli minuman dingin, karena haus. Bangkok udaranya panas walaupun malam. Di depan 7 Eleven, ada jualan kaki lima, yaitu mie khas Thailand. Kami pun memutuskan makan disitu. Cuma meragukan juga sih, karena aku liat dagingnya ada yg berwarna merah (babi bukan yah). Tapi karena sudah lapar dan teman2 pun memesan, aku pikir sudahlah, peduli amat. Aku pesan mie tapi tidak pakai daging. Cuma mie dan baso ikan. Jadi malam itu, kami makan mie seharga 90 Baht di emperan jalan kota Bangkok. Setelah makan, kami pun kembali ke hotel dan memutuskan untuk tidur. Karena keesokan harinya kami akan dibangunkan oleh morning call pukul 7 pagi dan berangkat menuju Pattaya jam 9 pagi.
No comments:
Post a Comment