Jam 7 pagi, kami dibangunkan oleh morning call. Mata masih mengantuk bgt, karena semalamnya tidur malam. Yaah gimana yah, masih jetlag..*padahal ga ada perbedaan waktu*. Kami sarapan pagi di hotel, dan kemudian berbenah-benah check out dari hotel. Sesuai dengan itinerary, malam berikutnya kami akan bermalam di Pattaya. Tepat jam 9 kami berkumpul di Lobby Hotel.
Acara pagi itu adalah menuju Chaopraya River dan Wat Arun. Chaopraya River merupakan sebuah sungai yang lebar di tengah kota Thailand. Nama Chao Phraya adalah gelar feodal Thailand, yang dapat diterjemahkan sebagai “Grand Duke”. Dalam media berbahasa Inggris di Thailand,sering diterjemahkan sebagai Sungai Raja. Kami menaiki sebuah perahu panjang dengan mesin.
Kami mengarungi Chaopraya River. Kami dibawa melewati kota tua Bangkok. Kemudian kami berhenti di Wat Arun. Wat Arun merupakan candi Budha di distrik Bangkok Yai, di tepi Barat Chaopraya River. Wat Arun, candi ini unik karena terdiri dari porselein dan kerang laut. Kami berfoto – foto di Wat Arun. Setelah berfoto – foto, di area sekitar Wat Arun, banyak terdapat kios – kios kecil tempat penjualan oleh – oleh dari Thailand. Murah sekali. Mulai dari gelang, kaos, sandal, tas, dompet, asbak, dll. Cukup menyenangkan di kios tersebut, karena penjualnya bisa berbahasa Indonesia. Penjual yang mayoritas orang Myanmar, fasih berbahasa Indonesia. Kami berbelanja, tapi kami tidak berani berbelanja banyak mengingat kami akan menaiki perahu lagi untuk kembali ke tempat pemberhentian bis. Setelah berbelanja, jam sudah menunjukkan pukul 11.30 waktu setempat. Bangkok sangat panas, cuacanya melebihi Jakarta. Kami pun menaiki perahu seperti tongkang kecil. Ternyata kami hanya menyebrang ke sisi seberang Chaopraya River. Tempat boat kami berlabuh, merupakan pasar traditional di Bangkok, tetapi bukan Floating Market (pasar terapung). Ternyata kami tidak kembali ke tempat kami turun di awal perjalanan mengarungi Chaopraya River.
Selanjutnya kami pun menuju ke Pattaya. Kami dibawa melewati Grand Palace, Istana di Thailand. Dan melewati tempat terjadinya penembakan Red T-Shirt yang pada malam kedatangan kami, ternyata ada terjadi demo dan sempat terjadi penembakan. Tidak seperti di Indonesia, ketika kami melewati tempat tersebut, bersih, seolah – olah tidak ada kejadian apapun di tempat tersebut.
Jam 12 lewat, kami berhenti di sebuah restoran di pinggiran kota Bangkok untuk makan siang. Kami disuguhi menu khas Thailand, TOM YAM dan beberapa menu lain. Karena kami kelaparan, setelah berjemur di Wat Arun, dengan lahap kami menyantap makan siang kami.Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan. Karena kekenyangan, kami tertidur di dalam bis mini kami.
Kira – kira hampir setengah jam tertidur, kami dibangunkan oleh tur guide kami, karena bis berhenti di Bee Farm, yaitu tempat peternakan lebah. Kami disambut dan dibawa ke sebuah ruangan. Disana kami dijelaskan asal muasal madu yang lezat, amazing, penjelasan dilakukan dalam bahasa Indonesia. Bermacam – macam jenis madu dihidangkan untuk dicoba. Madu – madu tersebut dijual. Setelah menikmati madu dingin, kami melanjutkan perjalanan menuju Pattaya.
Perjalanan dilanjutkan. Kami mampir di VSK Gem’s Jewerly, yaitu tempat pembuatan perhiasan. Disana kami dibawa ke sebuah ruang audio cinema dan diputarkan film asal muasal batu perhiasan, dan batu apa yang sesuai dengan bintang/ zodiak. Dan film tersebut, berbahasa Indonesia. Jadi tidak perlu penterjemah. Menyenangkan sekali. Setelah menonton film, kami dipersilahkan menuju ke ruang galery atau workshop tempat penjualan perhiasan kalung, cincin, dan anting. Selanjutnya, perjalanan menuju Pattaya dilanjutkan. Jam 3an sore, kami tiba di Srirraca Tiger Zoo & Crocodille Farm. Kami akan menonton atraksi buaya dan harimau.
Setengah 5 sore, kami tiba di hotel Pattaya. Tur Guide memberikan kami waktu untuk mandi. Jam 6 berkumpul di Lobby hotel dan akan berangkat menonton Alcazar Show, yaitu banci show yang terkenal di Pattaya. Untuk menonton show ini, kami di-charge 700 baht atau sekitar 300rb-an rupiah. Pertunjukkan yang sangat menakjubkan. Para artis itu cantik sekali, padahal mereka laki – laki atau banci. Kecantikannya sempurna, seperti wanita. Dengan tubuh yang sexi dan berpakaian sangat minim. Atraksi tarian dan nyanyian. Show berlangsung selama kurang lebih 1 jam. Acara kami selanjutnya adalah makan malam dan dilanjutkan dengan menonton Live Show bagi yang sudah membeli tiket pertunjukkan tersebut. Aku tidak ikutan, selain sayang uangnya, karena harus membayar 700 baht, aku juga kurang tertarik menonton acara live show sex seperti itu.
Hampir pukul 10 malam, live show berakhir. Tur Guide membawa kami mengitari kota Pattaya di malam hari, dengan mampir ke Hard Rock Pattaya untuk berbelanja souvenir khas Hard Rock. Selanjutnya, kami diturunkan di Walking Street. Walking Street merupakan suatu tempat di Pattaya dimana sepanjang tempat pedestrian tersebut di kiri-kanannya terdapat night club dan wanita – wanita sexi yang menawarkan untuk mampir ke club mereka. Ada atraksi tarian sexi di club – club tersebut. Kami melewati jalan tersebut sampai ke ujung dan akhirnya kami memutuskan untuk duduk di salah satu club malam tersebut sambil menikmati live music. Jam setengah 12 malam kami kembali ke hotel dengan menaiki taxi. Uniknya taxi disitu bukanlah sebuah mobil sedan, melainkan mobil bak terbuka dengan terpal di atasnya. Tapi jangan disamakan dengan bak terbuka ala Indonesia yah, mobil disana keluaran tahun terbaru. Malam itu, kami bermalam di Pattaya.
No comments:
Post a Comment