Makassar - Palu - Makassar

Another trip ke Sulawesi. Kali ini, aku diajak bosku dan rekannya untuk ikut meeting di Sulawesi, tepatnya di kota Palu (Sulawesi Tengah) dan Makassar (Sulawesi Selatan). Aku mengajak Beatrice untuk menemaniku. Perjalanan kali ini, bisa dibayangkan sangat melelahkan. Karena tidak ada pesawat Garuda Indonesia yang direct ke Palu. Kami musti terbang ke Makassar dan berganti pesawat ke Palu dengan armada lain. Pagi - pagi, dengan flight kedua kami terbang ke Makassar. Tiba di Makassar, sambil menunggu pesawat tujuan Palu. Kami bertiga, aku, Beatrice dan pak Hasbi menunggu di bandara. Bosku sudah berangkat semalam ke Makassar. Aku dan Beatrice tercengang ketika melihat pesawat yang akan membawa kami ke Palu. Pesawat McDouglas, yang panjang dan masuknya dari bagian ekor pesawat. Kami takjub karena belum pernah naik pesawat seperti ini. Sebetulnya sih, pesawat tua. Hehehe. Senang sekaligus cemas, soalnya belum pernah naik pesawat tua dan panjang seperti ini.
Tiba di Palu waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang. Karena janji meeting dengan Wakil Gubernur Sulteng pukul 2 sore, kami makan siang di sebuah rumah makan kecil di kota Palu. Palu sangat berbeda dengan Makassar. Kotanya tidak ramai. Menu makan siang kali ini adalah Kaledo, iga sapi.  Di Sulawesi, tampaknya makanan khasnya iga sapi ya? Rasanya enak sekali (apa karena lapar ya??? )


Selanjutnya, setelah makan, kami segera ke kantor Wagub dan memutuskan untuk menunggu disana. Ternyata, Bapak Wagub sedang ada kunjungan melayat, sehingg waktu meeting pun bergeser menjadi pukul 4 sore. Ya kami pun duduk - duduk menghabiskan waktu di kantor Wagub, dengan melihat - lihat patung dengan baju adat daerah Sulawesi. Pukul 5.30 meeting selesai, dan kami beristirahat sejenak sebelum melanjutkan kembali perjalanan kami ke Makassar.


Memang kami tidak menginap di kota Palu, karena kami masih ada meeting lagi di kota Makassar. Dengan flight terakhir, pukul 7 malam, kami kembali ke Makassar. Tiba di Makassar waktu menunjukkan pukul 8 malam. Aku dan Beatrice masih menyempatkan diri untuk makan es pisang ijo Makassar. Hihihi, abisnya kapan lagi? Mumpung sudah di Makassar.
Malam itu, kami menginap di hotel. Hotel ini unik, berada di atas pantai Losari. Kami mendapat kamar berupa cottage yang berada diatas air. Tapi memang untuk menuju cottage, sangat gelap. Remang - remang tepatnya. Begitu masuk kamar, aku dan Beatrice langsung beristirahat, karena sangat lelah.
Keesokan paginya, barulah kami bisa melihat pemandangan di sekitar hotel. Sangat indah. Dari beranda kamar, bisa langsung melihat ke lautan (ya karena memang hotelnya diatas pantai). Restaurant hotel pun unik yaitu berbentuk kapal. Pagi itu kami habiskan di hotel sebelum ke kantor untuk meeting. Siang itu aku habiskan waktu dengan rapat di kantor. Malamnya kami berjalan - jalan di kota Makassar. Keesokan paginya, kami kembali ke Jakarta.

Bangkok Trips (10-13 April 2010) : Last Day


Hari terakhir di Thailand. Tur Guide memberikan kami kebebasan bangun siang. Tetapi tetap aja ga boleh siang – siang. Last day, kami habiskan dengan berwisata ke Dream World, sebuah wahana seperti Dufan. Untungnya, kami datang ke Thailand bertepatan dengan Songkran Festival. Songkran Festival merupakan suatu event New Years di Thailand yang dimulai dari tanggal 13 hingga 15 April di setiap tahunnya. Uniknya dari perayaan ini, dimana warga Thailand menyemprotkan air yang terkadang dicampur dengan bedak ke orang lain. Songkran adalah sebuah acara tradisional untuk mengunjungi dan memberikan penghormatan kepada orang tua, termasuk anggota keluarga, teman dan tetangga. Selain membuang air, orang-orang merayakan Songkran juga dapat pergi ke wat (biara Buddha) untuk berdoa dan memberikan makanan untuk para biksu. Mereka juga mungkin membersihkan gambar dari kuil-kuil Buddha rumah tangga serta gambar Buddha di biara dengan lembut, menuangkan air dicampur dengan aroma Thai. Hal ini diyakini bahwa hal ini akan membawa keberuntungan dan kemakmuran untuk Tahun Baru.

Acara kami siang itu hanya bermain sepuasnya di Dream World hingga pukul 4 sore.

Karena jam 5 sore kami sudah harus ada di bandara untuk proses check in. Setelah puas bermain di Dream World, kami menuju Bandara Suvarnabhumi dan bersiap untuk kembali ke Indonesia dengan Air Asia pukul 20.15.
Berakhir sudah liburan kami di Thailand.

Bangkok Trips (10-13 April 2010) : Day 3

Hari ketiga, di Thailand, dan kami dibangunkan oleh morning call jam 7 pagi. Seperti hari kedua, jam 9 pagi kami sudah harus check out dari hotel di Pattaya dan bersiap menuju kembali ke Bangkok untuk bermalam.
Kami sempat mampir di Nong Nooch Village, sebuah tempat wisata setempat yang luas sekali, disana akan ditampilkan atraksi gajah dan sekaligus tempat kami makan siang.
Lucu sekali melihat gajah beraksi seperti main bola, melempar panah, dll. Yang menegangkan ketika penonton memberikan pisang untuk gajah tersebut. Karena aku sibuk memotret show gajah tersebut di pinggir arena, gajah tertarik untuk mengambil pisang yang disodorkan oleh penonton. Menyeramkan sekali melihat belalai gajah berada di dekat wajahku. Aku dan teman-teman perempuan berteriak ketakutan. Aku siih ketakutan, karena kamera kesayanganku takut ditarik oleh gajah *parno yang berlebihan*.
Makan siang dilanjutkan di restoran internasional di tempat itu. Menyeramkan sekali, makan di tempat itu. Karena kami harus bertempur dengan turis – turis dari Cina yang seperti tidak makan bertahun – tahun. Kalap. Seenaknya saja mereka menyelak. Aku kira budaya menyerobot di Indonesia sudah demikian parah. Turis – turis Cina itu, lebih parah dalam hal budaya menyerobot. Seenaknya saja mereka menyerobot antrian, padahal kami sudah mengantri panjang. Makan siang yang tidak nikmat.

Setelah dari Nong Nooch Village, kami dibawa ke Laser Budha, sebuah bukit karang yang tinggi, dimana ada lukisan Budha dengan emas. Cuaca ditempat itu sangat terik sekali. Kami hanya berfoto sebentar dan segera kembali ke bis. Tidak tahan, panasnya terik sekali. Rasanya kulitku sudah bertambah gosong.

Perjalanan dilanjutkan menuju kota Bangkok, dan tidak ada mampir – mampir lagi. Menurut itinerary, seharusnya kami mampir ke Four Faces Budha, tetapi berhubung tempat tersebut berdekatan dengan area demonstran, kami tidak mampir dan langsung menuju MBK Mall, mall terbesar di kota Bangkok. Sangat besar, dan melelahkan. Lumayan, bisa ngadem di mall sambil belanja. Tapi tour guide mengingatkan kami, untuk tidak belanja berlebihan karena malam itu, kami akan menuju Suan Lum Night Bazaar, tempat belanja yang terkenal murah dan bisa ditawar, tetapi hanya buka di malam hari.

Jam 6 sore, kami menuju tempat makan malam kami. Restorannya bagus, outdoor dan jam 6.30, ada show Flying Tom Yam, dimana ada pelayan restoran yang terbang membawa Tom Yam diatas kolam. Menu malam terakhir, sangat nikmat *apa karena kelaparan yah?*.

Setelah makan, kami menuju Suan Lum Night Bazaar.
Memang belanja disitu, harus bisa nawar mengingatkanku dengan belanja di Mangga Dua. Padahal aku bukan tipikal orang yang bisa menawar, tetapi aku nekad menawar. Sebetulnya, tur guide kami sudah memberitahukan bahwa kami harus menawar paling tidak 30% dari harga. Tapi, aku tidak tanggung – tanggung, menawar hingga 50%. Tanah abang banget. Aku tidak banyak belanja, karena sudah lelahl. Sambil menunggu teman – teman pada belanja, aku memilih untuk refleksi. Lumayan, menghilangkan pegal – pegal.
Jam 10 malam, kami check in di hotel yang sama dengan di hari kedatangan kami.
Hari ketiga di Thailand, tidak sepadat dengan hari kedua kami.

Bangkok Trips (10-13 April 2010) : Day 2

Jam 7 pagi, kami dibangunkan oleh morning call. Mata masih mengantuk bgt, karena semalamnya tidur malam. Yaah gimana yah, masih jetlag..*padahal ga ada perbedaan waktu*. Kami sarapan pagi di hotel, dan kemudian berbenah-benah check out dari hotel. Sesuai dengan itinerary, malam berikutnya kami akan bermalam di Pattaya. Tepat jam 9 kami berkumpul di Lobby Hotel.


Acara pagi itu adalah menuju Chaopraya River dan Wat Arun. Chaopraya River merupakan sebuah sungai yang lebar di tengah kota Thailand. Nama Chao Phraya adalah gelar feodal Thailand, yang dapat diterjemahkan sebagai “Grand Duke”. Dalam media berbahasa Inggris di Thailand,sering diterjemahkan sebagai Sungai Raja. Kami menaiki sebuah perahu panjang dengan mesin.




Kami mengarungi Chaopraya River. Kami dibawa melewati kota tua Bangkok. Kemudian kami berhenti di Wat Arun. Wat Arun merupakan candi Budha di distrik Bangkok Yai, di tepi Barat Chaopraya River. Wat Arun, candi ini unik karena terdiri dari porselein dan kerang laut. Kami berfoto – foto di Wat Arun. Setelah berfoto – foto, di area sekitar Wat Arun, banyak terdapat kios – kios kecil tempat penjualan oleh – oleh dari Thailand. Murah sekali. Mulai dari gelang, kaos, sandal, tas, dompet, asbak, dll. Cukup menyenangkan di kios tersebut, karena penjualnya bisa berbahasa Indonesia. Penjual yang mayoritas orang Myanmar, fasih berbahasa Indonesia. Kami berbelanja, tapi kami tidak berani berbelanja banyak mengingat kami akan menaiki perahu lagi untuk kembali ke tempat pemberhentian bis. Setelah berbelanja, jam sudah menunjukkan pukul 11.30 waktu setempat. Bangkok sangat panas, cuacanya melebihi Jakarta. Kami pun menaiki perahu seperti tongkang kecil. Ternyata kami hanya menyebrang ke sisi seberang Chaopraya River. Tempat boat kami berlabuh, merupakan pasar traditional di Bangkok, tetapi bukan Floating Market (pasar terapung). Ternyata kami tidak kembali ke tempat kami turun di awal perjalanan mengarungi Chaopraya River.


Selanjutnya kami pun menuju ke Pattaya. Kami dibawa melewati Grand Palace, Istana di Thailand. Dan melewati tempat terjadinya penembakan Red T-Shirt yang pada malam kedatangan kami, ternyata ada terjadi demo dan sempat terjadi penembakan. Tidak seperti di Indonesia, ketika kami melewati tempat tersebut, bersih, seolah – olah tidak ada kejadian apapun di tempat tersebut.

Jam 12 lewat, kami berhenti di sebuah restoran di pinggiran kota Bangkok untuk makan siang. Kami disuguhi menu khas Thailand, TOM YAM dan beberapa menu lain. Karena kami kelaparan, setelah berjemur di Wat Arun, dengan lahap kami menyantap makan siang kami.Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan. Karena kekenyangan, kami tertidur di dalam bis mini kami.
Kira – kira hampir setengah jam tertidur, kami dibangunkan oleh tur guide kami, karena bis berhenti di Bee Farm, yaitu tempat peternakan lebah. Kami disambut dan dibawa ke sebuah ruangan. Disana kami dijelaskan asal muasal madu yang lezat, amazing, penjelasan dilakukan dalam bahasa Indonesia. Bermacam – macam jenis madu dihidangkan untuk dicoba. Madu – madu tersebut dijual. Setelah menikmati madu dingin, kami melanjutkan perjalanan menuju Pattaya.

Perjalanan dilanjutkan. Kami mampir di VSK Gem’s Jewerly, yaitu tempat pembuatan perhiasan. Disana kami dibawa ke sebuah ruang audio cinema dan diputarkan film asal muasal batu perhiasan, dan batu apa yang sesuai dengan bintang/ zodiak. Dan film tersebut, berbahasa Indonesia. Jadi tidak perlu penterjemah. Menyenangkan sekali. Setelah menonton film, kami dipersilahkan menuju ke ruang galery atau workshop tempat penjualan perhiasan kalung, cincin, dan anting. Selanjutnya, perjalanan menuju Pattaya dilanjutkan. Jam 3an sore, kami tiba di Srirraca Tiger Zoo & Crocodille Farm. Kami akan menonton atraksi buaya dan harimau.

Setengah 5 sore, kami tiba di hotel Pattaya. Tur Guide memberikan kami waktu untuk mandi. Jam 6 berkumpul di Lobby hotel dan akan berangkat menonton Alcazar Show, yaitu banci show yang terkenal di Pattaya. Untuk menonton show ini, kami di-charge 700 baht atau sekitar 300rb-an rupiah. Pertunjukkan yang sangat menakjubkan. Para artis itu cantik sekali, padahal mereka laki – laki atau banci. Kecantikannya sempurna, seperti wanita. Dengan tubuh yang sexi dan berpakaian sangat minim. Atraksi tarian dan nyanyian. Show berlangsung selama kurang lebih 1 jam. Acara kami selanjutnya adalah makan malam dan dilanjutkan dengan menonton Live Show bagi yang sudah membeli tiket pertunjukkan tersebut. Aku tidak ikutan, selain sayang uangnya, karena harus membayar 700 baht, aku juga kurang tertarik menonton acara live show sex seperti itu.


Hampir pukul 10 malam, live show berakhir. Tur Guide membawa kami mengitari kota Pattaya di malam hari, dengan mampir ke Hard Rock Pattaya untuk berbelanja souvenir khas Hard Rock. Selanjutnya, kami diturunkan di Walking Street. Walking Street merupakan suatu tempat di Pattaya dimana sepanjang tempat pedestrian tersebut di kiri-kanannya terdapat night club dan wanita – wanita sexi yang menawarkan untuk mampir ke club mereka. Ada atraksi tarian sexi di club – club tersebut. Kami melewati jalan tersebut sampai ke ujung dan akhirnya kami memutuskan untuk duduk di salah satu club malam tersebut sambil menikmati live music. Jam setengah 12 malam kami kembali ke hotel dengan menaiki taxi. Uniknya taxi disitu bukanlah sebuah mobil sedan, melainkan mobil bak terbuka dengan terpal di atasnya. Tapi jangan disamakan dengan bak terbuka ala Indonesia yah, mobil disana keluaran tahun terbaru. Malam itu, kami bermalam di Pattaya.

Bangkok Trips (10-13 April 2010) : Day 1

Liburan ke Bangkok ini sebetulnya sudah direncanakan sejak awal tahun 2010. Dari rencana spontan dengan seorang teman sekelas di MMUI, yaitu travelling ke Phuket, bukan ke Bangkok. Setelah cari info sana- sini, itinerary-nya sempat di-broadcast melalui milis angkatan. Tetapi yang respon cuman beberapa orang saja, dengan banyak maunya. So, planning berubah, menjadi Bangkok. Tanggal pun ditentukan, seperti biasanya, karena banyak maunya, tanggal terus berubah. Semula, planning bulan Maret, waktu libur Long Weekend, menjadi 10 – 13 April 2010. Tiket pun diisued oleh Surya, teman sekelas di MMUI yang memang kerja di travel agent besar. Dari sekian banyak teman2 sekelas,jadinya malah cuman kita ber-4 yang berangkat. Total grup adalah 9 orang, terdiri dari aku, Bram dan istrinya, Surya dan istrinya, Ipam (teman seangkatan di kantorku), Ari dan adiknya yang berjumlah 2 orang. Mendekati hari keberangkatan, ternyata berita di tv, internet dan koran, menyatakan bahwa Bangkok sedang dalam situasi Emergency. Karena ada demo untuk pemilihan umum yang dipercepat. Kepanikan pun mulai melanda. Surya mencoba mengcancel tiket AirAsia kami dan menghubungi travel agent disana, dan aku menghubungi KBRI. Jawaban dari KBRI adalah MELARANG kami datang, dan jika kami nekad untuk datang, sebaiknya kami mengabarkan KBRI. Ternyata, tiket tidak bisa di-cancel. Apaboleh buat, dengan nekad kami berangkat ke Bangkok. Tanggal 10 April 2010, kami berkumpul di Bandara Int’ Soekarno Hatta. Aku datang terlambat, karena jam 11 siang menghadiri resepsi teman seangkatan di kantor. Schedule penerbangan AirAsia dengan nomor penerbangan adalah jam 16.15 WIB. Dengan waktu tempuh 3 jam-an dari Soekarno Hatta International Airport, Jakarta menuju Suvarnabhumi International Airport, Bangkok – Thailand.
Setiba di Suvarnabhumi jam 19.45, aku tercengang…… Airportnya gede buaaaaaanget dan modern.



Setelah proses diimigrasi, kami pun keluar dari bandara dan dijemput oleh Tour Guide kami, Pakmen. Ternyata tour guide nya bisa bahasa Indonesia. Kami dijemput dengan menggunakan mini bus dan dibawa ke hotel.




Aku tercengang untuk kedua kalinya, melihat kota Bangkok di malam hari. Kota Bangkok, maju sekali. Fly over sepanjang jalan dan bertingkat. Kemudian Bangkok juga punya Skytrain (monorail) dan MRT (subway). Setiba di Hotel Dynasty, tempat kami menginap sudah pukul 21.30 malam. Setelah check-in, karena kami belum sempat makan malam, kami memutuskan untuk jalan2 di sekitar hotel. Di sepanjang jalan, banyak terdapat pedagang kaki lima. Seperti biasa, karena grup banyakan para wanita, mereka sibuk sekali melihat dagangan yang dijual oleh pedagang kaki lima tersebut. Karena berada di luar negeri, tarif telepon tentunya mahal. Kami memutuskan untuk membeli prepaid nomor yang bisa aktif untuk Blackberry. Tapi kami kesulitan berkomunikasi dengan penjual di salah satu toko di pinggir jalan, karena mereka tidak bisa bahasa inggris. Dengan bahasa inggris kami yang juga berantakan, sama2 menggunakan bahasa monyet. hehehe…….. Ternyata tidak ada yg bisa simcard yg support blackberry (kurasa penjualnya yang ga ngerti, karena di thailand pasti ada persh telco yang support blackberry, aku lupa menanyakan ke tim Int’ roaming, persh telco mana yg support blackberry). Kami berjalan menelusuri trotoar, dan mampir ke 7 Eleven untuk membeli minuman dingin, karena haus. Bangkok udaranya panas walaupun malam. Di depan 7 Eleven, ada jualan kaki lima, yaitu mie khas Thailand. Kami pun memutuskan makan disitu. Cuma meragukan juga sih, karena aku liat dagingnya ada yg berwarna merah (babi bukan yah). Tapi karena sudah lapar dan teman2 pun memesan, aku pikir sudahlah, peduli amat. Aku pesan mie tapi tidak pakai daging. Cuma mie dan baso ikan. Jadi malam itu, kami makan mie seharga 90 Baht di emperan jalan kota Bangkok. Setelah makan, kami pun kembali ke hotel dan memutuskan untuk tidur. Karena keesokan harinya kami akan dibangunkan oleh morning call pukul 7 pagi dan berangkat menuju Pattaya jam 9 pagi.