Perjalanan menuju Hongkong, jujur saja, sangat membosankan. Selama 4 jam-an. Aku tidak betah berlama - lama di pesawat seperti itu. Mendengarkan musik sudah. Menonton film sudah. Makan siang sudah. Akhirnya, aku sempatkan diri untuk tidur.
Tiba di Bandara International Hongkong, waktu menunjukkan pukul 4 sore. Hongkong lebih cepat 1 jam dibandingkan dengan waktu Jakarta. Setelah proses di imigrasi dan mengambil koper, kami sudah dijemput di depan bandara. Fiuuh, bulan Februari, udara di Hongkong, masih dingin. Penunjuk suhu, saat itu, udaranya 14 derajat celcius. Padahal aku sudah pake jaket tebal, dan baju hangat, masih terasa dingin. Pikirku, siang aja dingin, gimana malamnya ya?
Selanjutnya, kami berjalan kaki ke Dermaga..... dimana terlihat view Hongkong Islands.
Eh, jadi kami saat itu bukan berada di Hong Kong Island. Setelah itu, menyusuri tepian dermaga menuju Avenue of Stars. Kami dijemput lagi oleh driver dan kami makan malam di restoran chinesse food tapi Halal. Sangat sulit menemukan restaurant demikian karena label Halal sangat mahal lisensinya. Tidak sembarang restaurant bisa memasang label halal karena acapkali ada sidak sertifikasi. Setelah kenyang, destinasi berikutnya adalah Victoria Peak. Menuju The Peak, melihat view Hongkong di malam hari dari bukit. Udara malam itu sudah mulai dingin. Informasinya, di The Peak suhu mencapai 7 derajat. Langsung saja, aku menambah ketebalan pakaian dengan memakai sweater. Lengkap sudah 3 lapis baju yang aku kenakan.
Tiba di The Peak Gallery, kami menyempatkan diri mampir ke Madamme Tussaud, yang merupakan museum patung lilin yang menyerupai tokoh - tokoh terkenal, artis, politisi, atlet, pejabat dunia, dan tokoh film.
Setelah foto - foto, kami naik ke tingkat paling atas di The Peak Gallery, yaitu Sky Terrace 360. Di tempat ini, kita bisa melihat pemandangan kota Hongkong di malam hari. Udaranya sangat dingin. Anginnya kencang. Tanganku gemetaran untuk memegang kamera dan menjepretnya. Memasang tripod pun cukup sulit karena dingin. Pipi rasanya udah kebal. Tidak lama berada disitu, buru - buru masuk kembali. Selepas dari The Peak Gallery, next destination adalah Lan Kai Fung. Tempat hiburan malam, dimana tujuan kami adalah Hard Rock Cafe. Bukan untuk clubbing, niatannya mau membeli kaos kenang - kenangan Hongkong. Di daerah itu, banyak sekali cafe - cafe sepanjang jalan. Ramai dipenuhi pemuda pemudi Hongkong dan orang bule. Keren - keren juga orang Hong Kong. Seperti artis film mandarin. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Kami segera diantarkan ke hotel di daerah Causeway Bay. Lokasi hotel kami, tepat diseberangnya Victoria Park, taman yang terkenal sebagai ajang pertemuan para TKI. Akhirnya bisa ketemu kasur juga deh.
No comments:
Post a Comment