Hari ini adalah hari terakhir kami di Hongkong. Dan merupakan hari bebas untuk berbelanja. Untunglah, karena hotel kami berada di Causeway Bay, memudahkan kami untuk berbelanja. Untuk hari terakhir tidak banyak yang bisa diceritakan, karena memang hanya untuk shopping.
Kami menuju bandara Int' Hongkong pukul 1.30. Tiba di bandara pukul 3. Pesawat yang akan membawa kami ke Jakarta adalah pukul 5 sore.
Dan berakhirlah perjalanan unplanned trip kali ini. :)
Hongkong - Macau : Day 2
Hari kedua, pagi - pagi aku sudah dibangunkan oleh rekanku, jam 7 pagi. Berat sekali untuk bangun pagi itu. Selain udaranya dingin banget, badan juga pegal - pegal karena jalan kaki. Setelah mandi dan sarapan, kami menuju Victoria Park, sebuah taman yang terkenal tempat berkumpulnya para TKI di hari libur. Memang benar, pagi itu, kami bertemu dengan beberapa orang TKI yang sedang berjalan - jalan di taman tersebut. Entah membawa anak majikannya yang masih kecil ataupun bertemu dengan rekan - rekan sesama TKI. Udaranya dingin sekali. Menggigil berada di taman tersebut. Padahal, cuaca sekitar 14 derajat celcius. Pukul 10 kami bertemu dengan rekan - rekan yang lain. Hari itu, direncanakan akan menuju Macau.
Karena kami menginap di daerah Causeway Bay, suatu daerah di Hongkong Island yang mirip dengan Orchard Road - Singapore. Banyak terdapat mall dengan brand - brand terkemuka, kami masuk ke beberapa toko sambil berjalan menuju stasiun kereta api bawah tanah atau MTR (di Hongkong disebutnya MTR). Makan siang kali ini, kami makan di restorant Indonesia yang cukup terkenal dan berlokasi di seberang Konjen Indonesia. Namanya Warung Chandra. Terdapat perwakilan bank dari Indonesia seperti BNI dan BCA di daerah situ. Setelah makan siang, kami pun menuju stasiun MTR yang akan membawa kami ke Hongkong Central dan menuju pelabuhan Turbo Jet.
Tiba di Macau, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Antrian imigrasi cukup panjang. Karena jika weekend, banyak orang dari Hongkong (turis maupun orang Hongkong) pergi berlibur dan berjudi di Macau. Keluar dari Imigrasi, kami menyewa mobil untuk berkeliling Macau (city tour).
Stop pertama, di Fisherman Wharf, merupakan Theme Park di Macau. Kami hanya berfoto di depannya, karena unik dan terdiri dari beberapa tema.
Selanjutnya, kami menuju Macau Tower. Sebuah tower dengan ketinggian 233 meter. Sore ini, kami tidak naik ke puncaknya karena sudah sore dan masih banyak destinasi lain yang dikunjungi. Jadi kami cukup puas dengan berfoto di kaki Macau Tower.
Destinasi berikutnya, sudah pasti area lokasi perjudian/ casino di Macau, Grand Lisboa. Akhirnya bisa foto juga di depan hotel dan casino Grand Lisboa, yang kalau ga salah menjadi tempat shooting film nya Jhonny English Reborn.
Dari situ, kami menuju gereja yang menjadi icon dan wajib di kunjungi kalau ke Macau, St. Ruins. Gereja yang hanya dinding nya saja. Ruins of St. Paul’s Church adalah gereja yang kini hanya menyisakan fasa depan dan tangga yang selamat dari kebakaran hebat pada tahun 1835. Pertama kali dibangun pada tahun 1580, Gereja St. Paulus mengalami kebakaran pada tahun 1595 dan 1601.
Karena kami menginap di daerah Causeway Bay, suatu daerah di Hongkong Island yang mirip dengan Orchard Road - Singapore. Banyak terdapat mall dengan brand - brand terkemuka, kami masuk ke beberapa toko sambil berjalan menuju stasiun kereta api bawah tanah atau MTR (di Hongkong disebutnya MTR). Makan siang kali ini, kami makan di restorant Indonesia yang cukup terkenal dan berlokasi di seberang Konjen Indonesia. Namanya Warung Chandra. Terdapat perwakilan bank dari Indonesia seperti BNI dan BCA di daerah situ. Setelah makan siang, kami pun menuju stasiun MTR yang akan membawa kami ke Hongkong Central dan menuju pelabuhan Turbo Jet.
Tiba di Macau, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Antrian imigrasi cukup panjang. Karena jika weekend, banyak orang dari Hongkong (turis maupun orang Hongkong) pergi berlibur dan berjudi di Macau. Keluar dari Imigrasi, kami menyewa mobil untuk berkeliling Macau (city tour).
Stop pertama, di Fisherman Wharf, merupakan Theme Park di Macau. Kami hanya berfoto di depannya, karena unik dan terdiri dari beberapa tema.
Selanjutnya, kami menuju Macau Tower. Sebuah tower dengan ketinggian 233 meter. Sore ini, kami tidak naik ke puncaknya karena sudah sore dan masih banyak destinasi lain yang dikunjungi. Jadi kami cukup puas dengan berfoto di kaki Macau Tower.
Destinasi berikutnya, sudah pasti area lokasi perjudian/ casino di Macau, Grand Lisboa. Akhirnya bisa foto juga di depan hotel dan casino Grand Lisboa, yang kalau ga salah menjadi tempat shooting film nya Jhonny English Reborn.
Dari situ, kami menuju gereja yang menjadi icon dan wajib di kunjungi kalau ke Macau, St. Ruins. Gereja yang hanya dinding nya saja. Ruins of St. Paul’s Church adalah gereja yang kini hanya menyisakan fasa depan dan tangga yang selamat dari kebakaran hebat pada tahun 1835. Pertama kali dibangun pada tahun 1580, Gereja St. Paulus mengalami kebakaran pada tahun 1595 dan 1601.
Rekosntruksi dilakukan pada tahun 1602 dan selesai pada 1637. Pada saat itu gereja ini menjadi gereja Katolik terbesar di Asia Timur. Kebakaran melanda lagi pada tahun 1835 sehingga menyisakan bangunan yang kini bisa dikunjungi wisatawan. Padahal konon, gereja ini dibangun dengan batu putih dan memiliki atap berkubah besar.
Selanjutnya kami menuju pulau berikutnya, yaitu daerah Taipa - Cotai, dimana terdapat Hotel dan Casino yang besar - besar seperti The Venetian Macau, The City of Dreams,dll. Dan di drop oleh mobil sewaan di The City of Dreams.
Di The City of Dreams, tentunya disempatkan membeli kaos bertuliskan Hard Rock Macau di Hard Rock Cafe dan Hard Rock Hotel. Selanjutnya, kami menyeberang ke The Venetian. Tidak perlu jauh - jauh ke Eropa, di The Venetian pun dibangun seperti layaknya Venesia. Dengan sungai buatan dan juga kano dan pendayung kano yang menyanyi dengan suara merdunya.
Pukul 9 malam, kami bergegas naik ke bis yang akan membawa kami kembali ke pelabuhan Macau. Oh ya, di Macau ini, hotel dan casino besar menyediakan bis gratis yang membawa turis/pengunjung mall/hotel/casino dari dan ke pelabuhan. Kami memanfaatkan fasilitas ini tentunya. :)
Tiba di pelabuhan, kami menaiki Turbo Jet menuju Kowloon Ombaknya besar kalau sudah malam ini. Tiba di China Harbour sudah pukul 11 malam. Selanjutnya tujuan kami adalah Ladies Market. Sayangnya tiba di Nathan Road, ladies market nya sudah bubar. Akhirnya kami hanya menyusuri Nathan Road dan selanjutnya naik taksi menuju ke Causeway Bay. Karena banyak berjalan, kami kelaparan dan menyempatkan diri makan Mc Donald yang buka 24 jam. Kami makan hingga pukul 2 dan kembali ke hotel untuk beristirahat.
Hongkong - Macau : Day 1
Tidak pernah menyangka diajak ke Hongkong - Macau. Aku katakan ini sebagai Unplanned Trips karena trip ini tidak pernah masuk dalam list trips yang pengen aku datangi. Tanggal 17 Februari jam 8 pagi, aku dan temanku sudah berkumpul di Bandara Soekarno Hatta terminal 2D karena kami akan menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Pagi itu, antrian di imigrasi sangat panjang. Serombongan orang yang akan berangkat umroh memenuhi 3 antrian di imigrasi. Pukul 9.55, pesawat pun take off menuju Bandara International Hongkong.
Perjalanan menuju Hongkong, jujur saja, sangat membosankan. Selama 4 jam-an. Aku tidak betah berlama - lama di pesawat seperti itu. Mendengarkan musik sudah. Menonton film sudah. Makan siang sudah. Akhirnya, aku sempatkan diri untuk tidur.
Tiba di Bandara International Hongkong, waktu menunjukkan pukul 4 sore. Hongkong lebih cepat 1 jam dibandingkan dengan waktu Jakarta. Setelah proses di imigrasi dan mengambil koper, kami sudah dijemput di depan bandara. Fiuuh, bulan Februari, udara di Hongkong, masih dingin. Penunjuk suhu, saat itu, udaranya 14 derajat celcius. Padahal aku sudah pake jaket tebal, dan baju hangat, masih terasa dingin. Pikirku, siang aja dingin, gimana malamnya ya?
Begitu meninggalkan bandara, aku cukup takjub dengan pemandangannya. Bandara International Hongkong terletak di pulau kecil dan untuk itu, melewati jembatan yg sangat panjang. Jembatan menghubungkan Bandara dengan Lantau Island (Disneyland ada di pulau ini nih). Karena takjub dengan jembatan panjang itu, driver penjemput membawa kami ke suatu lokasi untuk berfoto dengan latar belakang jembatan panjang. Setelah itu, destinasi berikutnya adalah ke daerah Tsim Tsa Tsui di Kowloon. Di daerah ini, banyak sekali butik - butik merk terkenal seperti LV, Chanel, dll. Kali ini cukup liat - liat dari luar toko aja. Hehehe. Foto - foto sebentar di 1881 HERITAGE,
Selanjutnya, kami berjalan kaki ke Dermaga..... dimana terlihat view Hongkong Islands.
Eh, jadi kami saat itu bukan berada di Hong Kong Island. Setelah itu, menyusuri tepian dermaga menuju Avenue of Stars. Kami dijemput lagi oleh driver dan kami makan malam di restoran chinesse food tapi Halal. Sangat sulit menemukan restaurant demikian karena label Halal sangat mahal lisensinya. Tidak sembarang restaurant bisa memasang label halal karena acapkali ada sidak sertifikasi. Setelah kenyang, destinasi berikutnya adalah Victoria Peak. Menuju The Peak, melihat view Hongkong di malam hari dari bukit. Udara malam itu sudah mulai dingin. Informasinya, di The Peak suhu mencapai 7 derajat. Langsung saja, aku menambah ketebalan pakaian dengan memakai sweater. Lengkap sudah 3 lapis baju yang aku kenakan.
Tiba di The Peak Gallery, kami menyempatkan diri mampir ke Madamme Tussaud, yang merupakan museum patung lilin yang menyerupai tokoh - tokoh terkenal, artis, politisi, atlet, pejabat dunia, dan tokoh film.
Setelah foto - foto, kami naik ke tingkat paling atas di The Peak Gallery, yaitu Sky Terrace 360. Di tempat ini, kita bisa melihat pemandangan kota Hongkong di malam hari. Udaranya sangat dingin. Anginnya kencang. Tanganku gemetaran untuk memegang kamera dan menjepretnya. Memasang tripod pun cukup sulit karena dingin. Pipi rasanya udah kebal. Tidak lama berada disitu, buru - buru masuk kembali. Selepas dari The Peak Gallery, next destination adalah Lan Kai Fung. Tempat hiburan malam, dimana tujuan kami adalah Hard Rock Cafe. Bukan untuk clubbing, niatannya mau membeli kaos kenang - kenangan Hongkong. Di daerah itu, banyak sekali cafe - cafe sepanjang jalan. Ramai dipenuhi pemuda pemudi Hongkong dan orang bule. Keren - keren juga orang Hong Kong. Seperti artis film mandarin. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Kami segera diantarkan ke hotel di daerah Causeway Bay. Lokasi hotel kami, tepat diseberangnya Victoria Park, taman yang terkenal sebagai ajang pertemuan para TKI. Akhirnya bisa ketemu kasur juga deh.
Perjalanan menuju Hongkong, jujur saja, sangat membosankan. Selama 4 jam-an. Aku tidak betah berlama - lama di pesawat seperti itu. Mendengarkan musik sudah. Menonton film sudah. Makan siang sudah. Akhirnya, aku sempatkan diri untuk tidur.
Tiba di Bandara International Hongkong, waktu menunjukkan pukul 4 sore. Hongkong lebih cepat 1 jam dibandingkan dengan waktu Jakarta. Setelah proses di imigrasi dan mengambil koper, kami sudah dijemput di depan bandara. Fiuuh, bulan Februari, udara di Hongkong, masih dingin. Penunjuk suhu, saat itu, udaranya 14 derajat celcius. Padahal aku sudah pake jaket tebal, dan baju hangat, masih terasa dingin. Pikirku, siang aja dingin, gimana malamnya ya?
Selanjutnya, kami berjalan kaki ke Dermaga..... dimana terlihat view Hongkong Islands.
Eh, jadi kami saat itu bukan berada di Hong Kong Island. Setelah itu, menyusuri tepian dermaga menuju Avenue of Stars. Kami dijemput lagi oleh driver dan kami makan malam di restoran chinesse food tapi Halal. Sangat sulit menemukan restaurant demikian karena label Halal sangat mahal lisensinya. Tidak sembarang restaurant bisa memasang label halal karena acapkali ada sidak sertifikasi. Setelah kenyang, destinasi berikutnya adalah Victoria Peak. Menuju The Peak, melihat view Hongkong di malam hari dari bukit. Udara malam itu sudah mulai dingin. Informasinya, di The Peak suhu mencapai 7 derajat. Langsung saja, aku menambah ketebalan pakaian dengan memakai sweater. Lengkap sudah 3 lapis baju yang aku kenakan.
Tiba di The Peak Gallery, kami menyempatkan diri mampir ke Madamme Tussaud, yang merupakan museum patung lilin yang menyerupai tokoh - tokoh terkenal, artis, politisi, atlet, pejabat dunia, dan tokoh film.
Setelah foto - foto, kami naik ke tingkat paling atas di The Peak Gallery, yaitu Sky Terrace 360. Di tempat ini, kita bisa melihat pemandangan kota Hongkong di malam hari. Udaranya sangat dingin. Anginnya kencang. Tanganku gemetaran untuk memegang kamera dan menjepretnya. Memasang tripod pun cukup sulit karena dingin. Pipi rasanya udah kebal. Tidak lama berada disitu, buru - buru masuk kembali. Selepas dari The Peak Gallery, next destination adalah Lan Kai Fung. Tempat hiburan malam, dimana tujuan kami adalah Hard Rock Cafe. Bukan untuk clubbing, niatannya mau membeli kaos kenang - kenangan Hongkong. Di daerah itu, banyak sekali cafe - cafe sepanjang jalan. Ramai dipenuhi pemuda pemudi Hongkong dan orang bule. Keren - keren juga orang Hong Kong. Seperti artis film mandarin. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Kami segera diantarkan ke hotel di daerah Causeway Bay. Lokasi hotel kami, tepat diseberangnya Victoria Park, taman yang terkenal sebagai ajang pertemuan para TKI. Akhirnya bisa ketemu kasur juga deh.
Subscribe to:
Posts (Atom)