Hongkong - Macau - Shenzhen : Day 2

Hari kedua perjalanan kami. Pagi ini, destinasi berikut kami adalah ke Shenzhen, China Mainland. Berdasarkan informasi yg pernah aku baca sebelumnya, dari Hongkong ke Shenzhen, cukup dengan naik kereta api dari stasiun Hunghom hingga perbatasan Hongkong-Shenzhen di stastiun Lowu. Jam 9 pagi kami sudah siap untuk berangkat. Setelah membaca peta MTR.. Wow, ribet juga ya jalan menuju Hunghom. Harus beberapa kali ganti kereta api.

Stasiun terdekat hotel kami, adalah Olympic. Dari Olympic musti ganti 3x ganti kereta api untuk mencapai kereta api jurusan Lowu. Akhirnya, kami bertanya ke petugas hotel. Ternyata, gak perlu serepot itu. Dari hotel kami, cukup berjalan kaki 2 blok saja, lalu cari perhentian minibus dengan nomor 12A.
Bertambah lagi experience kami di Hongkong dengan mencoba publik transportasi yang lain selain kereta api (MTR). Tiba di Hunghom, karena belum sarapan, kami sempatkan diri untuk sarapan pagi di stasiun. Selanjutnya kami bergegas naik kereta api. Perjalanan dari Hunghom ke Lowu memakan waktu 1 jam. Kereta api dari Hunghom ke Lowu sama dengan kereta api - MTR. Jadi kalau tidak dapat tempat duduk, ya berdiri bergelantungan. Untungnya, karena hari sudah siang, jadi kami dapat tempat duduk. Tiba di Lowu, kami memasuki imigrasi. Setelah proses di imigrasi selesai, akhirnya... Shenzhen.... Here I come....

Tujuan pertama kami di Shenzhen adalah Windows of The World. Di Shenzhen juga ada kereta api bawah tanah - MRT. Tapi, aku bersikeras tidak mau naik kereta api bawah tanah. Sudah jauh - jauh datang ke Shenzhen. Masa gak liat kota Shenzhen. Jadi, aku memutuskan agar kami semua naik bis umum. Karena tidak tahu dimana terminal bis terdekat, aku bertanya ke security. Malah diusir oleh security karena dia tidak mau berbahasa inggris. Kami terus berjalan keluar Lowu sambil mencari petunjuk arah yang kebanyakan bertuliskan kanji mandarin. Akhirnya ketemu juga itu terminal bis. Pusing lagi deh mau nomor berapa yang lewat ke Windows of The World. Ada penjual peta. Dengan tarik urat menawar harga, dapatlah sebuah peta rute bis. Ternyata ada 1 bis yang lewat Windows of the world, dan kebetulan bisnya belum jalan. Bergegas kami naik ke bis tersebut. Lagi-lagi bingung deh. Di dalam bis tersebut, ada keneknya. Jadi, kami cukup bilang ke kenek bis (perempuan) bahwa kami bermaksud ke Windows of the world. Petugas itu menyodorkan semacam EDC untuk pembayaran tiket bis. Perjalanan dari Lowu ke Windows of the world cukup lama, sekitar 1,5 jam-an. Aku puas sekali bisa melihat-lihat kota Shenzhen. Jalan - jalannya lebar, banyak gedung bertingkat. Kotanya rapi dan bersih.

Tiba di halte Windows of the world, kami harus turun ke dalam terowongan, untuk menyeberang jalan ke Windows of the world. Sebetulnya apa sih Windows of the world itu? Windows of the world adalah kumpulan icon2 dunia, seperti Menara Eiffel, Piramida, dll. Pintu dari terowongannya pun berbentuk Musee De Lovre. Begitu melewati Musee De Lovre, kita bisa melihat icon2 dunia seperti Menara Eiffel.

Karena hari sudah pukul 1 siang, sebelum masuk ke Windows of The World, kami memutuskan makan siang dulu. Banyak restaurant di depannya. Bagi orang muslim, di situ ada koq restaurant cepat saji KFC. Hanya gak ada nasi kayak di Indonesia. He he he. Ga apa2lah, daripada gak makan sama sekali. Setelah makan, kami pun membeli tiket dan masuk. Kami menghabiskan waktu kurang lebih 3 jam di Windows of the World, dan gerimis sudah mulai turun. Kami memutuskan untuk kembali ke Lowu untuk berbelanja. Kali ini, kami menggunakan kereta api bawah tanah. Di stasiun MRT, kami kesulitan mencari rute Lowu karena mesinnya berbahasa Mandarin. Setelah mencari di beberapa mesin, akhirnya ada 1 mesin yang menggunakan bahasa inggris. Perjalanan dari Windows of The World ke Lowu memakan waktu 30 menit. Di Lowu, aku dan teman2ku berpisah. Kami berpencar belanja sesuai kebutuhan. Lowu ini terkenal dengan barang2 KW seperti di Mangga Dua. Tapi berbelanja disitu harus menawar habis2an. Tawar menjadi 1/3 harga. Ada tas, dompet, baju, elektronik murah. Aku membeli earphone Dr Beat hanya Rp 200 ribu. Lumayanlah. Kualitasnya cukup bagus. Kami kembali ke Hongkong sudah pukul 8 malam. Dari stasiun Lowu ke Hunghom, penuh sekali penumpangnya. Banyak penumpang yang membawa koper ataupun trolly bag. Mungkin mereka berbelanja untuk dijual lagi. Termasuk penumpang asal Indonesia pun bisa ditemukan dalam kereta api tersebut.

Karena hari sudah malam, perut lapar dan lelah, kami tidak turun di Hunghom. Kami turun di stasiun Mongkok East dan lanjut naik taksi ke hotel.

Selesai perjalanan hari kedua kami.